Di Indonesia, program pembelajaran individu semakin digalakkan melalui kebijakan Kurikulum Merdeka, Sekolah Rakyat dengan Individual Approach, serta Program Pembelajaran Individual (PPI) bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Artikel ini akan mengulas konsep, implementasi, manfaat, tantangan, hingga contoh penerapan pembelajaran individu di SD.
Apa Itu Pembelajaran Individu?
Pembelajaran individu adalah pendekatan pendidikan yang menyesuaikan materi, metode, dan evaluasi dengan kebutuhan masing-masing siswa. Fokusnya bukan hanya menyampaikan materi yang sama untuk semua, melainkan memastikan setiap anak berkembang sesuai potensinya. Pendekatan ini sering disebut juga pembelajaran diferensiasi dalam praktik Kurikulum Merdeka.
Program Pembelajaran Individu di Indonesia
Kurikulum Merdeka
Memberikan fleksibilitas tinggi bagi guru dalam menyesuaikan pembelajaran.
Menggunakan project-based learning, asesmen diagnostik, serta program remedial dan pengayaan.
Contoh praktik di Bandung: siswa menggunakan aplikasi berbasis AI adaptif untuk Matematika dan Bahasa Inggris.
Sekolah Rakyat dengan Individual Approach
Program pemerintah untuk anak jalanan, putus sekolah, atau keluarga kurang mampu.
Menerapkan sistem multi-entry dan multi-exit: siswa bisa masuk kapan saja dan lulus sesuai pencapaian kompetensi.
Kurikulumnya mencakup akademik, keterampilan, karakter, hingga pendidikan agama.
Program Pembelajaran Individual (PPI) untuk ABK
Diterapkan di sekolah inklusi dan SLB.
Setiap siswa punya target belajar personal, misalnya melatih keterampilan motorik halus atau membaca kata sederhana.
PPI melibatkan guru, orang tua, dan psikolog secara kolaboratif.
Sekolah dan Lembaga Swasta
Sampoerna Academy menggunakan personal learning plan yang disesuaikan dengan asesmen awal siswa.
Rainbow Edukasi menyediakan home personalized learning bagi siswa homeschooling.
Kelebihan Program Pembelajaran Individu
Inklusif: anak dengan kemampuan berbeda tetap bisa belajar bersama.
Fleksibel: siswa belajar sesuai kecepatan masing-masing.
Berbasis potensi: siswa yang cepat belajar mendapat tantangan pengayaan, yang masih kesulitan mendapat remedial.
Meningkatkan motivasi: anak merasa diperhatikan sesuai kebutuhan belajarnya.
Tantangan yang Dihadapi
SDM Guru – masih banyak guru terbiasa metode klasikal, sehingga perlu pelatihan diferensiasi.
Infrastruktur – akses internet & perangkat digital belum merata.
Administrasi – penyusunan rencana belajar individual menambah beban kerja guru.
Pendanaan – personalisasi pembelajaran memerlukan dana lebih untuk sumber daya dan teknologi.
Contoh Penerapan Pembelajaran Individu di Sekolah Dasar
Pembelajaran Literasi Membaca
Guru asesmen kemampuan membaca.
Siswa yang lancar membaca diberi pengayaan berupa buku bacaan tambahan.
Siswa yang masih kesulitan diberi bimbingan intensif dengan kartu kata atau membaca berpasangan.
Pembelajaran Matematika
Guru menyiapkan lembar kerja tiga tingkat kesulitan.
Siswa diarahkan sesuai hasil asesmen.
Anak yang cepat diberi soal cerita atau proyek mini seperti menghitung belanja kantin.
Sudut Belajar (Learning Corner)
Kelas memiliki pojok bacaan, permainan edukatif, dan media manipulatif.
Siswa bebas memilih aktivitas sesuai minat dengan arahan guru.
Kontrak Belajar Mini (Learning Contract)
Guru & siswa membuat kesepakatan sederhana, misalnya target membaca dalam seminggu.
Membentuk tanggung jawab belajar mandiri pada anak.
Remedial dan Pengayaan
Setelah ulangan harian, siswa yang belum tuntas diberi remedial.
Yang sudah tuntas diberi pengayaan berupa proyek kreatif.
Program pembelajaran individu di Indonesia adalah terobosan penting menuju pendidikan yang lebih adil, fleksibel, dan berpusat pada siswa. Melalui Kurikulum Merdeka, Sekolah Rakyat, dan PPI, setiap anak memiliki kesempatan untuk berkembang sesuai potensinya.
Meski demikian, tantangan seperti keterbatasan guru, infrastruktur, dan pendanaan masih harus diatasi. Dengan dukungan menyeluruh, Indonesia dapat mewujudkan sistem pendidikan yang benar-benar menghargai perbedaan dan melahirkan generasi emas 2045.